Ditulis pada tanggal 11 October 2020, oleh admin, pada kategori Artikel Asisten, Semua Posting

Oleh: Ahmad Muhammad Iqbal (SRK 2018)

Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Dengan dilakukannya penelitian, maka peneliti akan menemukan sebuah kebenaran yang mana kebenaran tersebut akan dijadikan pedoman dalam penelitian.

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Dengan demikian hipotesis secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya. Dalam sebuah penelitian, hipotesis umumnya dirumuskan untuk menjawab secara sementara masalah yang akan diteliti. Jadi, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang akan diteliti.

Dalam Menyusun hipotesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesis yaitu :

  1. Harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam satu rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).
  2. Hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat pernyataan).
  3. Hendaknya dirumuskan dengan jelas.
  4. Harus dapat diuji kebenarannya.

Hipotesis akan sangat berguna dalam menuntun atau mengarahkan langkah penelitian selanjutnya, maka sangat penting memahami jenis-jenis hipotesis. Berikut merupakan jenis-jenis hipotesis penelitian yang sering dicatat dalam literatur-literatur, yaitu:

1. Dilihat berdasarkan jenis penolakanya

a. Uji hipotesis dua sisi atau two tail

  • Uji hipotesis dua sisi ditulis dengan pernyataan H0 : m=x dan Ha : m≠x, sehingga H0 tidak sama dengan Ha atau terdapat nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari batas kritis. Dari gambar di bawah, terdapat dua daerah penolakan hipotesis nol, dan secara statistik disebut pengujian dua arah atau dua pihak

    Pada gambar di atas terdapat “daerah penerimaan” yaitu area nilai dari statistik yang “menggagalkan” untuk menolak hipotesis nol. Sementara “daerah kritis” disebut juga daerah penolakan yaitu area nilai statistik untuk menolak hipotesis

b. Uji hipotesis satu sisi atau one tail

  • one tail dengan pernyataan H0 : m=x dan Ha : m>x, sehingga H0 lebih besar dari Ha atau terdapat nilai yang lebih besar dari batas kritis. Dari gambar di bawah, terdapat satu daerah penolakan hipotesis nol di kanan, dan secara statistik disebut pengujian satu arah atau satu pihak.
  • Uji hipotesis satu sisi atau one tail dengan pernyataan H0 : m=x dan Ha : m<x, sehingga H0 lebih kecil dari Ha atau terdapat nilai yang lebih kecil dari batas kritis. Dari gambar tersebut, terdapat satu daerah penolakan hipotesis nol di kiri, dan secara statistik disebut pengujian satu arah atau satu pihak.

2. Dilihat dari tujuan/arah penelitianya

  • Directional hypothesis
    hipotesis yang memprediksi hasil penelitian dengan arahan yang spesifik. Misalnya: Pasien covid-19 yang telah menjalani program terstruktur untuk meningkatkan daya imunitas, akan lebih patuh dibanding pasien yang tidak ikut program”. Ciri-ciri dalam hipotesis langsung adalah pemakaian frasa:
    – ‘…lebih…dibanding…’ atau
    – ‘lebih besar dibanding…’ atau
    – ‘lebih kecil dibanding…’ atau
    – ‘lebih sedikit dibanding…’ atau
    – ‘secara postif’ atau
    – ‘secara negatif’ dan sebagainya
  • Non-directional hypothesis
    Hipotesis yang mengindikasikan telah ada korelasi atau perbedaan namun tidak secara spesifik mengarahkan peneliti. Misalnya: “terdapat hubungan antara jumlah sumber stress yang dilaporkan petugas kesehatan di Indonesia, dengan minat petugas kesehatan untuk tetap bekerja sebagai pekerja kesehatan profesional di Indonesia”.

3. Dilihat dari jumlah variabel

a. Hipotesis sederhana
Disebut juga dengan hipotesis bivariat karena hanya terdiri dari dua variabel yakni variabel dependen dan variabel independen. Pada jenis hipotesis ini parameter distribusi populasi dinyatakan secara lengkap. Hipotesis sederhana terdiri dari dua jenis yaitu:

  • Hipotesis untuk hubungan asosiatif sederhana yang secara matematis ditulis dengan variabel X dan Y sebagai berikut:
  • Hipotesis untuk hubungan kausal sederhana yang secara matematis ditulis dengan variabel X dan Y sebagai berikut:

b. Hipotesis kompleks
Hipotesis kompleks disebut juga dengan hipotesis multivariat atau hipotesis komposit karena memprediksi hubungan antara tiga atau lebih variabel. Hipotesis ini bisa terdiri dari dua atau lebih variabel independen, dan satu atau lebih variabel dependen, dan sebaliknya. Pada jenis hipotesis ini parameter distribusi populasi tidak dinyatakan secara lengkap Secara matematis hipotesis kausal kompleks antara dua variabel independen X1 dan X2 dengan satu variabel Y sebagai berikut:

Contoh hipotesis komplek antara lain

  • pengurangan berat badan cenderung lebih terjadi pada orang dewasa yang menjalankan diet mengurangi kalori dan olahraga setiap, dibandingkan orang dewasa yang tidak menjalankan diet kalori dan olahraga tiap hari;
  • Orang-orang yang tidak merokok dan tidak memiliki riwayat hipertensi cenderung tidak mengalami Penyakit Jantung Koroner, dibandingkan orang-orang yang merokok dan memiliki riwayat hipertensi. Namun demikian, sebaiknya hipotesis kompleks dipecah-pecah menjadi hipotesis sederhana karena akan sulit diukur pada waktu tertentu.

4. Dilihat dari terbentuknya hipotesi

a. Hipotesis nol
Disebut juga “statistik” digunakan untuk melakukan uji statistik dan untuk melakukan interpretasi hasil secara statistik. Hipotesis ini dinyatakan dengan “tidak ada perbedaan antara dua kelompok” atau “tidak ada hubungan antar variabel”. Misalnya jika dinyatakan “tidak ada hubungan antara pengetahuan diare dengan kejadian diare” maka hipotesis nol diterima . Sebaliknya bila “ada hubungan pengetahuan diare dengan kejadian diare” maka hipotesis nol ditolak

b. Hipotesis penelitian
Hipotesis yang menyatakan bahwa perbedaan atau hubungan antara dua atau lebih variabel telah terjadi. Seluruh hipotesis yang dinyatakan di atas merupakan hipotesis penelitian.

5. Dilihat dari hubungan antara variabel

a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis ini berbentuk pernyataan tentang nilai suatu variabel mandiri, dan tidak membuat perbandingan atau hubungan. Contoh dari hipotesis deskriptif Jika rumusan masalahnya adalah seberapa lama waktu tunggu pelayanan farmasi maka rumusan hipotesisnya adalah “Waktu tunggu pelayanan farmasi mencapai 30 menit”

b. Hipotesis komparatif
Hipotesis yang menyatakan dugaan nilai satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh dari hipotesi komparatif  jika rumusan masalah apakah terdapat perbedaan tekanan darah pekerja divisi A dengan divisi B, maka rumusan hipotesisnya adalah “tidak terdapat perbedaan tekanan darah pekerja divisi A dan divisi B, atau  dan ”

c. Hipotesis Hubungan (Asosiasi)
Hipotesis ini berisikan pernyataan yang menunjukkan dugaan hubungan antar dua variabel atau lebih. Contohnya dari hipotesis asosiasi adalah jika rumusan masalah apakah ada hubungan antara usia dengan tekanan darah, maka rumusan hipotesisnya adalah “Tidak ada hubungan antara usia dengan tekanan darah pasien” atau  dan

6. Dilihat dari proses untuk memperolehnya

a. Hipotesis Induktif
Hipotesis jenis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasilkan teori baru, biasanya pada penelitian kualitatif

b. Hipotesis Deduktif
Merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang sudah ada, biasanya pada penelitian kuantiatif.

Perbedaan antara hipotesis induktif dan hipotesisi deduktif dijelaskan pada gambar berikut

7. Dilihat berdasarkan jenis parameternya

a. Hipotesis tentang rata-rata (mean)
Hipotesis tentang rata-rata populasi yang didasarkan atas informasi dari sampelnya, yang terdiri dari hipotesis satu rata-rata, hipotesis beda dua rata-rata, dan hhipotesis beda tiga rata-rata.

b. Hipotesis tentang proporsi
Hipotesis tentang proporsi populasi yang didasarkan atas informasi dari sampelnya, yang terdiri dari hipotesis satu proporsi, hipotesis beda dua proporsi, dan hipotesis beda tiga proporsi.

c. Hipotesis tentang varians
Hipotesis tentang varians populasi yang didasarkan atas informasi dari sampelnya, yang terdiri dari hipotesis satu varians dan hipotesis kesamaan dua varians.

Sumber :
Machali, Imam (2016) Metode Penelitian Kuantitatif Panduan Praktis Merencancakan, Melaksanakan dan Analisis dalam Penelitian Kuantitatif. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta: Pustaka An Nur STIQ An Nur Yogyakarta
Heryana, Ade (2020). Hipotesis Penelitian. Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul, Jakarta: Universitas Esa Unggul